Sabtu, 02 April 2016

FEATURE ( Musiman )



Menyambut Hari Raya Galungan



Hari raya galungan merupakan hari raya umat hindu yang dirayakan setiap 6 bulan sekali ( 210 hari ) yang tepatnya pada hari rabu kliwon wuku dungulan dalam kalender Bali. Salah satu mahasiswi Universitas Bandar Lampung melakukan perayaan galungan dengan perasaan senang menyambut hari raya galungan ia bernama Putu Juni Ambarsari. Ia menceritakan perayaan hari raya galungan identik dengan pemasangan penjor di tepi jalan di depan setiap rumah , kemudian setelah perayaan hari raya galungan akan diikuti hari raya kuningan.

“ Hari Raya Galungan memiliki ciri khas sendiri yang mana pemasangan penjor yang ada di setiap rumah warga hindu, terangnya”.  Penjor adalah hiasan yang terbuat dari bambu dan di hiasi sedemikian rupa sesuai dengan tradisi  masyarakat bali setempat. Hari Raya Galungan dimaknai kemenangan Dharma (Kebaikan) melawan Dharma (Keburukan), dimana pas Budha Kliwon wuku Dunggulan kita merayakan dan menghaturkan puja dan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan YME). 

Di pagi hari umat hindu memulai hari raya galungan di mulai dari persembahyangan di rumah masing-maing hingga ke pura di sekitar lingkungan. Tradisi yang kerap kita jumpai pada galungan adalah tradisi “ Pulang Kampung “, umat yang berasal dari daerah lain seperti perantauan akan menyempatkan dirinya untuk sembahyang ke daerah kelahirannya masing-masing.bagi umat yang memiliki anggota keluarga yang masih berstatus Mangkisan di Pertiwi ( mapendem/di kubur ) maka umat tersebut wajib untuk membawakan banten ke kuburan dengan istilah Mamunjung ka Setra. Dan setelah itu akan ada silahturahmi anak dengan orang tua, dan memakan hidangan makanan khas umat hindu bersama keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar